Kamis, 19 Mei 2016

NUANSA BAJU CELE dan BAJU BANIANG, WARNAI PROSESI UPACARA HARDIKNAS TAHUN 2016.-



Ambon-Inmas. Konsep didik dan budaya, adalah dua kata yang saling memiliki ketergantungan. Sebab dengan didikan yang baik dan benar, akan menghasilkan suatu budaya yang kuat. Budaya ini yang kemudian menjadi identitas sosial dalam suatu komunitas masyarakat. Budaya yang kuat terjadi ketika nilai-nilai kearifan local menjadi aspek didikan dalam kehidupan masyarakat. Dan antara konsep pendidikan dan kebudayaan inilah, yang ditunjukkan oleh para undangan dan peserta upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) Tahun 2016, yang berlangsung pagi tadi di Lapangan Merdeka Ambon, Senin, 02 Mei 2016.
Kearifan local yang ditampilkan oleh peserta upacara ini adalah dengan menggunakan baju adat Maluku, yakni Baju Cele.
Baju Cele merupakan baju bermotif garis-garis geometris yang umumnya dikenakan pada upacara pelantikan raja, acara cuci negeri, serta acara panas pela dan di kombinasikan dengan sarung tenun khas Maluku sebatas lutut yang berwarna senada.
Sementara itu, para undangan lainnya, tak terkeculai, Inspektur Upacara, Z. Sahuburua pun menggunakan Baju Baniang.
Baju Baniang merupakan pakaian yang bentuknya menyerupai kemeja dengan bagian leher berbentuk bundar dan diberi kancing putih. Baniang putih biasa dipakai dibagian dalam pakaian lelaki yang dibalut dengan sweater atau semacam jaz bernuansa khas tenunan Maluku.
Upacara Hardiknas Tahun 2016 ini, lain dari pada biasanya. Nilai-nilai budaya kearifan local menjadi poin penting dalam pendidikan di Maluku. Sebab, ketika kecintaan terhadap daerahnya sendiri, akan memunculkan jati diri sebagai anak bangsa, khususnya di Bumi Maluku. (CHT).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar