Ambon-Inmas. Konsep didik dan
budaya, adalah dua kata yang saling memiliki ketergantungan. Sebab dengan
didikan yang baik dan benar, akan menghasilkan suatu budaya yang kuat. Budaya
ini yang kemudian menjadi identitas sosial dalam suatu komunitas masyarakat.
Budaya yang kuat terjadi ketika nilai-nilai kearifan local menjadi aspek
didikan dalam kehidupan masyarakat. Dan antara konsep pendidikan dan kebudayaan
inilah, yang ditunjukkan oleh para undangan dan peserta upacara memperingati
Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) Tahun 2016, yang berlangsung pagi tadi di
Lapangan Merdeka Ambon, Senin, 02 Mei 2016.
Kearifan local yang
ditampilkan oleh peserta upacara ini adalah dengan menggunakan baju adat
Maluku, yakni Baju Cele.
Baju Cele merupakan baju
bermotif garis-garis geometris yang umumnya dikenakan pada upacara pelantikan
raja, acara cuci negeri, serta acara panas pela dan di kombinasikan dengan
sarung tenun khas Maluku sebatas lutut yang berwarna senada.
Sementara itu, para undangan
lainnya, tak terkeculai, Inspektur Upacara, Z. Sahuburua pun menggunakan Baju
Baniang.
Baju Baniang merupakan pakaian
yang bentuknya menyerupai kemeja dengan bagian leher berbentuk bundar dan
diberi kancing putih. Baniang putih biasa dipakai dibagian dalam pakaian lelaki
yang dibalut dengan sweater atau semacam jaz bernuansa khas tenunan Maluku.
Upacara Hardiknas Tahun 2016
ini, lain dari pada biasanya. Nilai-nilai budaya kearifan local menjadi poin
penting dalam pendidikan di Maluku. Sebab, ketika kecintaan terhadap daerahnya
sendiri, akan memunculkan jati diri sebagai anak bangsa, khususnya di Bumi
Maluku. (CHT).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar